Sik Asik : Hasil pemeriksaan sementara terhadap tersangka penyaji live sex yakni Kevin (32) dan Devi (30) warga Surabaya Utara, Jawa Timur, diperoleh indikasi bahwa pasangan itu kemungkinan terlibat jaringan live sex.
![sex-show-bisnis-pornografi]( "sex-show-made-in-surabaya-terungkapnya-bisnis-pornografi")
Bisnis pornografi yang terungkap pertama kali itu diduga memiliki jaringan yang lebih luas, Kamis (4/4/2013).
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Anom Wibowo, mengaku, temuan secara faktual atas keterlibatan jaringan ini memang belum ada. "Tapi beberapa indikasi mengarah ke sana kemungkinan ada," kata mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.
Hal itu didasarkan fakta soal rekam jejak dari pelaku sebelum berada di Surabaya. Para pelaku memang pernah bekerja di tempat hiburan yang ada di Bali
Selain itu, tersangka juga mengaku sempat meminta agar orang-orang yang melakukan bisnis seperti dia untuk segera bertobat. Atas pernyataan itulah, mengerucut indikasi ada kelompok atau perorangan yang melakukan praktik seperti sama dengan pasutri itu.
"Dari pernyataan tersangka, kemungkinan ada jaringan (Live Sex). Kami masih mendalami," kata Anom. Polisi juga memeriksa sejumlah barang bukti, yakni mengungkap pelaku sudah berhubungan dengan siapa saja.
Terungkapnya bisnis pornografi dengan cara menyajikan suguhan live sex ini cukup menghebohkan Surabaya. Sebab, Pasutri Kevin dan Devi ini demi mendapatkan uang Rp850 ribu rela beradegan seks di depan kliennya selama 20 menit.
Bahkan untuk menggaet pelanggan, mereka memasang promosi iklan di sebuah koran ternama di Surabaya. Dari pengakuan Kevin, bisnis live sex-nya itu baru melayani dua prang klien hingga akhirnya ditangkap Polres Pelabuhan Tanjung Perak di salah satu hotel di Kawasan Tambak Bayan, Surabaya.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Anom Wibowo, mengaku, temuan secara faktual atas keterlibatan jaringan ini memang belum ada. "Tapi beberapa indikasi mengarah ke sana kemungkinan ada," kata mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.
Hal itu didasarkan fakta soal rekam jejak dari pelaku sebelum berada di Surabaya. Para pelaku memang pernah bekerja di tempat hiburan yang ada di Bali
Selain itu, tersangka juga mengaku sempat meminta agar orang-orang yang melakukan bisnis seperti dia untuk segera bertobat. Atas pernyataan itulah, mengerucut indikasi ada kelompok atau perorangan yang melakukan praktik seperti sama dengan pasutri itu.
"Dari pernyataan tersangka, kemungkinan ada jaringan (Live Sex). Kami masih mendalami," kata Anom. Polisi juga memeriksa sejumlah barang bukti, yakni mengungkap pelaku sudah berhubungan dengan siapa saja.
Terungkapnya bisnis pornografi dengan cara menyajikan suguhan live sex ini cukup menghebohkan Surabaya. Sebab, Pasutri Kevin dan Devi ini demi mendapatkan uang Rp850 ribu rela beradegan seks di depan kliennya selama 20 menit.
Bahkan untuk menggaet pelanggan, mereka memasang promosi iklan di sebuah koran ternama di Surabaya. Dari pengakuan Kevin, bisnis live sex-nya itu baru melayani dua prang klien hingga akhirnya ditangkap Polres Pelabuhan Tanjung Perak di salah satu hotel di Kawasan Tambak Bayan, Surabaya.